LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
RONDE KEPERAWATAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Stase
Manajemen keperawatan program
profesi ners
Stikes Bina Putera Banjar
Disusun
oleh:
Arif Kurniawan
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM
PROFESI NERS ANGKATAN XII
2016
A.
Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah
kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan
dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dan /atau perawat konselor, kepala ruangan,
perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan (Nursalam, 2002).
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan. Chambliss (1996), ronde keperawatan
adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf yang mulai
kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan
dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja
berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk
menangani masalah medis.
Didalam ronde
keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan perawat,
perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan
merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk
mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
pasien.
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara
pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran.
Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota
stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk
membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat
Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta melibatkan
seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan
suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik mentransfer
dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara
langsung.
B.
Karakteristik RondeKeperawatan
Ronde keperawatan mempunyai beberapa
karakteristik sebagai berikut ini:
1.
Klien
dilibatkan secara langsung
2.
Klien
merupakan fokus kegiatan
3.
Perawat
asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4.
Kosuler
memfasilitasi kreatifitas
5.
Konsuler
membantu mengembangkan kemampuan perawat
asosiet dan perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengatasi masalah.
C.
Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi
menjadi 2 yaitu: tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien. Tujuan ronde
keperawatan bagi perawat menurut Armola et al. (2010) adalah:
1.
Melihat
kemampuan staf dalam managemen pasien
2.
Mendukung
pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3.
Meningkatkan
pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus
4.
Menyediakan
kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan
klinis
5.
Membangun
kerjasama dan rasa hormat, serta
6.
Meningkatkan
retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi
keperawatan
Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga
berguna bagi pasien. Hal ini dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan
pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien, yaitu:
1.
Untuk
mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2.
Untuk
mengamati pekerjaan staff
3.
Untuk
membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan kepada dokter
mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
4.
Untuk
memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5.
Untuk
melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6.
Untuk
mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7.
Untuk
memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada pasien
8.
Untuk
memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus decubitus,
foot drop, dsb
9.
Untuk
membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik
10.
Untuk
memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan
D.
Manfaat Ronde Keperawatan
Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan
oleh perawat, diantaranya:
1.
Ronde
keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat.
Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu
mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008)
dengan adanya ronde keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan
ini bukan hanya keterampilan dan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga
peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008)
peninkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi juga
memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan berkembang secara
profisonal.
2.
Melalui
kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah
diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde
keperawatan, evaluasi kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau
keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan
oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter
penilaian atau teknik intervensi.
3.
Ronde
keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan mahasiswa perawat. Ronde
keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai
pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008).
Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat
pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2011).
4.
Manfaat
ronde keperawatan yang lain adalah membanu mengorientasikan perawat baru pada
pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang
dirawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde
keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).
5.
Ronde
keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009) ronde
keperwatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde
keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde keperawatan
menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.
E.
Tipe-tipe Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam
studi kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada
empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse management
rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.
1.
Matron nurse
menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke
ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang
dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan
kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien.
2.
Nurse
management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah ronde
manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada
sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta
melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak
terjadi proses pembelajaran antara perawat dan head nurse.
3.
Patient
comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini berfokus pada
kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi
perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika
ronde dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien
tidur.
4.
Teaching
rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse
dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran.
Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat.Dengan
pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan
ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Daniel
(2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds
atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan
antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang
dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah
ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi
dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.
F.
Tahapan Ronde Keperawatan
Ramani (2003), tahapan ronde
keperawatan adalah :
1.
Pre-rounds,
meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation
(orientasi).
2.
Rounds,
meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation
(pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
3.
Post-rounds,
meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection (refleksi),
preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde
Keperawatan adalah sebagai berikut:
1.
Persiapan
§ Penetapan
kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
§ Pemberian
inform consent kepada klien/ keluarga.
2.
Pelaksanaan
§ Penjelasan
tentang klien olehperawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
padamasalah keperawatan danrencana tindakan yang akan/ telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
§ Diskusikan
antar anggota tim tentang kasus tersebut.
§ Pemberian
justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang
masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
§ Tindakan
keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
3.
Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan
pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4.
Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada
pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
Struktur
§ Persyaratan
administratif (informed consent, alat dan lainnya).
§ Tim ronde
keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
§ Persiapan
dilakukan sebelumnya.
Proses
§ Peserta
mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
§ Seluruh
perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
Hasil
·
Klien merasa
puas dengan hasil pelayanan.
·
Masalah
klien dapat teratasi.
·
Perawat
dapat :
§ Menumbuhkan
cara berpikir yang kritis.
§ Meningkatkan
cara berpikir yang sistematis.
§ Meningkatkan
kemampuan validitas data klien.
§ Meningkatkan
kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
§ Menumbuhkan
pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
§ Meningkatkan
kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
§ Meningkatkan
kemampuan justifikasi.
§ Meningkatkan
kemampuan menilai hasil kerja.
G.
Hal yang Dipersiapkan dalam RondeKeperawatan
Supaya ronde keperawatan yang
dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan persiapan sebagai berikut:
1.
Menentukan
kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka).
2.
Menentukan
tim ronde keperawatan.
3.
Mencari
sumber atau literatur.
4.
Membuat
proposal.
5.
Mempersiapkan
klien : informed consent dan pengkajian.
6.
Diskusi :
apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?; Bagaimana intervensi
yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?
H.
Komponen Terlibat dalam RondeKeperawatan
Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde
keperawatan ini adalah perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan,
perawat associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
lainnya.
1.
Peran Ketua
Tim dan Anggota Tim :
a.
Menjelaskan
keadaan dan data demografi klien.
b.
Menjelaskan
masalah keperawata utama.
c.
Menjelaskan
intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d.
Menjelaskan
tindakan selanjutnya.
e.
Menjelaskan
alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2.
Peran Ketua
Tim Lain dan/Konselor
a.
Perawat primer
(ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim. Dalam
menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
§ Menjelaskan
keadaan dan adta demografi klien
§ Menjelaskan
masalah keperawatan utama
§ Menjelaskan
intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
§ Menjelaskan
tindakan selanjtunya
§ Menjelaskan
alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b.
Peran
perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
§ Memberikan
justifikasi
§ Memberikan
reinforcement
§ Menilai
kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional
§ Mengarahkan
dan koreksi
§ Mengintegrasikan
teori dan konsep yang telah dipelajari
Selain
perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan ronde keperawatan ini untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pasien yang dipilih untuk yang
dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai
berikut :
§ Mempunyai
masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan
keperawatan
§ Pasien
dengan kasus baru atau langka.
DAFTAR
PUSTAKA
Nursalam. (2011).Manajemen
Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba
Medika
Sitorus R. & Yulia. 2005. Modelpraktek Keperawatan Profesional Di
Rumah Sakit Panduan Implementasi. Jakarta: EGC
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional Di Rumah
Sakit. Jakarta:EGC
Nursalam Dan Ferry Efendi. 2009.
Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Kinchay, A. (2012,
September).Www.Scribd.Com. Retrieved Oktober 17, 2013, From
http://Www.Scribd.Com/Doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar