Rabu, 16 Agustus 2017

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA WAHAM


LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA WAHAM
DI RSJ Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA





OLEH:
ARIF KURNIAWAN





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
2017


TINJAUAN TEORI


A.    Definisi
 Waham adalah suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal) tapi diyakini keberadaannya (Dadang Hawari, 1999).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemeikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000).
 Waham / delusi merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Tidak realistis
2.      Tidak logis
3.      Menetap
4.      Egoistik
5.      Diyakini keberadaannya oleh penderita
6.      Tidak dapat dikoreksi
7.      Dihayati oleh penderitamya sebagai hal yang nyata
8.      Penderita hidup dalam wahamnya itu.
           Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tiodak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya (Budi,  1999).

B.  Tanda dan gejala
1.      Klien mengungkapkan  sesuatu yang diyakini (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi sesuai kenyataan)
2.      Klien tanpak tidak mempunyai orang lain
3.      Curiga
4.      Bermusuhan
5.      Merusak (diri, orang lain dan lingkungan)
6.      Takut, sangat waspada
7.      Tidak dapat menilai realitas
8.      Ekspresi wajah tegang
9.      Mudah tersinggung
10.  Menolak makan
11.  Tidak ada perhatian pada perawatan diri


Data mayor
Data minor
-          Merasa curiga
-          Merasa cemburu
-          Merasa diancam
-          Merasa sebagai orang hebat
-          Merasa memiliki kekuatan luar biasa
-          Marah-marah tanpa sebab
-          Menyendiri
-          Inkoheren
-          Merasa orang lain menjauh
-          Merasa tidak ada yang mau mengerti
-          Marah-marah karena alasan sepele
-          Menyendiri


CKlasifikasi
1.      Waham agama, yaitu keyakinan klien terhadap sesuatu agama berlebihan
2.      Waham kebesaran, yaitu keyakinan klien yang secara berlebihan tentang dirinya atau kekuasaannya
3.      Waham somatik, yaitu keyakinan klien bahasa tubuh / bagian tubuh terganggu / terserang penyakit atau didalam tubuhnya ada binatang
4.      Waham curiga, yaitu keyakinan klien bawha seseorang/kelompok tertentu yang berusaha merugikan / mencederai dirinya
5.      Waham nihilistik, yaitu keyakinan klien bahwa dirinya sudah meninggal
6.      Waham sisip pikir, yaitu keyakinanklien bahwa orang lain mengetahui apa yang dipikirkannya meskipun dia tidak mengungkapkan pikirannya itu
7.      Waham kontrol pikir, yaitu keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan luar biasa (Depkes, 2000).


D.  Rentang Respon
Rentang  respons neurobiolgis
Respon adaftif
 
Respon maladaptif
 
-          Pikiran logis
-          Persepsi akurat
-          Emosi konsisten dengan pengalaman
-          Prilaku sesuai
 
-          Distrosi pikiran (pokiran kotor)
-          Ilusi
-          Reaksi emosi berlebihan atau kurang
-          Prilaku aneh dan tidak biasa

 
-          Gangguan pikir / delusi
-          Halusinasi
-          Prilaku disorganisasi
-          Isolasi sosial

 
 












Pohon masalah
     Effect                                       Resiko Tinggi Prilaku Kekerasan
Core Problem                                     Perubahan Sensori Waham
Causa                                      Isolasi Sosial: Menarik Diri
Harga Diri Rendah Kronis

F.   Faktor Predisposisi
1.      Biologis: Abnormalitas otak dapat menyebabkan respon neuroboilogis yang maladaptive. Misalnya adanya lesi pada area frontal, temporal, dan limbic yang paling berhubunganb dengan munculnya perilaku psikotik
2.  Psikologis: Selama lebih dari 20 tahun schizofrenia diyakini sebagai penyakit disebabkan sebagian oleh keluarga dan sebagian lagi oleh karakyer individu itu sendiri.
3.    Sosial budaya: Bebrapa ahli menyimpulkan bahwa kemiskinan, ketidakharmonisan, sosial dan budaya menyebabkan schizofrenia.

G.  Faktor Presipitasi
Faktor sosial budaya: teori ini menyatakan bahwa stress lingkungan dapat menyebabkan terjadinya respon neurobiologist yang maladaptive, misalnya lingkungan yang penuh dengan kritik (rasa bermusuhan), kehilangan kemandirian dalam kehidupan/kehilangan harga diri, kerusakan dalam hubungan interpersonal, kesepian, tekanan dalam pekerjaan dan kemiskinan (Depkes, 2000).

H.  Mekanisme Koping
1.     Regresi, merupakan upaya kliuen untuk menanggulangi ansietas
2.     Proyeksi, sebagai upaya menjelaskan keracunan persepsi
3.     Menarik diri

I.    Masalah Keperwatan dan Data Fokus Pengkajian
1.     Masalah Keperawatan
                                 a.          Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
                                 b.         Perubuahan proses pikir: waham
                                 c.          Isolasi sosial: menarik diri



2.     Data fokus Pengkajian
No
Data
Masalah
1
DS:
-          Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membvunuh, ingin membakar dan mengacak-ngacak lingkungan

DO:
-          Klien mengamuk, merusak, dan melempar barang, melakukan tindakan kekerasan kepada orang disekitarnya.
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2
DS :
-          Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetap tidak sesuai dengan kenyataan
-          Klien tampak tidak memiliki orang lain, curiga, bermusuhan, merusak, takut, waspada, paniki, sangat waspada, mudah tersinggung, ekspresi wajah klien tegang
Perubahan proses pikir: waham


3.  Diagnosa Keperawatan
a.       Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubunganb dengan perubahan proses pikir: waham
b.      Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.

Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir: waham
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Paien mampu:
-          Berorientasi kepada realitas secara bertahap
-          Mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
-          Menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
Setelah ...x pertemuan, pasien dapat memenuhi kebutuhannya
SP 1 (Tanggal ……………..)
-         Identifikasi kebutuhan pasien
-         Bicara konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham pasien)
-         Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya “dasar”
-         Masukan dalam jadwal harian pasien
Setelah ...x pertemuan, pasien mampu :
-          Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
-          Mampu menyebuitkan serta memilik kemampuan yang dimiliki
SP 2 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
-          Identifikasi potensi / kemampuan yang dimiliki
-          Pilih dan latih potensi / kemampuan yang dimilki
-          Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah ...x pertemuan, pasien mampu :
-          Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan dan mampu memilih kemampuan lain yang dimiliki
SP 3 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)
-          Pilih kemampuan yang dapat dilakukan
-          Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki, Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Keluarga mampu :
-          Mengidentifikasi waham pasien
-          Memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhannya
-          Mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal
Setelah ...x pertemuan keluarga mampu mengidentifikasi masalah dan menjelaskan cara merawat pasien
SP 1 (Tanggal ……………..)
-          Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
-          Jelaskan proses terjadinya waham
-          Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
-          Latih (stimulasi) cara merawat
-          RTL keluarga / jadwal merawat pasien
Setelah ...x pertemuan keluarga mampu :
-          Menyebutkan kegiatan yang sesuai dilakukan
-          Mampu memperagakan cara merawat pasien
SP 2 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
-          Latih keluarga cara merawat pasien (langsung ke pasien)
-          RTL keluarga
Setelah ...x pertemuan keluarga mampu mengidentifikasi masalah dan cara merawat pasien
SP 3 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi kemampuan keluarga
-          Evaluasi kemampuan pasien
-          RTL keluarga:
·         Follow Up
·         Rujukan

DAFTAR PUSTAKA


Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor

Fitria, Nita. 2009. Aplikasi Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika

Direktorat kesehatan jiwa, Ditjen. 2000., Teori Dan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Yankes RI keperawatan jiwa

Keliat, B.A. 1999. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC

Maramis, F, W. 1998. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa Terjemahan Dari Pocket Guide To Psychyatric Nursing, oleh Achir Yani S. Hamid. 3rd  Ed. Jakarta : EGC

Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Ed : 1. Bandung : RSJP.

Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawtan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC






Tidak ada komentar:

Posting Komentar