Rabu, 16 Agustus 2017

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RSJ Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA


LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI RSJ Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA





OLEH:
ARIF KURNIAWAN





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
2017


TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian
     Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengfalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi akivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi, berpakaian, makan dan BAB / BAK.
     Kurang perawatan diri: higiene adalah keadaan individu mengalami kegagalan kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan aktivitas kebersihan diri (Carpenito, 1977).

B.  Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Defisit Perawtan Diri
1.      Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif dan keterampilan klien kurang.
2.      Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klioen tidak mampu melakukan perawatan diri
3.      Sosial: Kurang dukungan danlatihan kemampuan dari lingkungannya

C.  Tanda Dan Gejala
1.      Mandi / hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air bersih, mengatur suhu, atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamare mandi.
2.      Berpakaian dan berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam melakukan atau mengambil potongan pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tahap memuaskan, dan mengenakan sepatu.
3.      Makan
Klien tidak memiliki kemampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menggunakan perkakas, mengunyah makanan, menghgunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, dan memasukan makanan ke dalam mulut.
4.      Toiletting
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar keci, duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi  pakaian untuk toiletting dan membersihkan bdan setelah toiletting.

D.  Rentang Respon
1.      Menyendiri: Respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang dilakukan sosialnya dan juga suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya.
2.      Otonomi: Kemamouan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide – ide pikiran, perasaan dalam hubunghan sosial.
3.      Kebersamaan: Kondisi dalam hubungn sosial interpersonal diman individu mampu saling memberi dan menerima.
4.      Saling ketergantungan: Hubungan saling tergantung antara individu dengan orang lain dalm rangka membina hubungan interpersonal.

E.   Pohon Masalah

Effect                                       Resiko Tinggi Isolasi Sosial
 


Core problem                         Defisit Perawatan Diri

Causa                                     Harga Diri Rendah Kronis


F.    Masalah Keperawatan Dan Data Fokus Pengkajian
No
Data
Problem
1
Data mayor
DS:
-          Menyatakan malas mandi, tidak tahu cara makan yang baik, tidak tahu cara dandan, dan tidak tahu cara eliminasi yang baik
DO:
-          Badan kotor, dandan tidak rapih, makan berantakan, BAB/BAK sembarangan.

Data minor
DS:
-          Merasa tidak berguna, merasa tidak perlu merubah penampilan, merasa tidak ada yang peduli
DO:
-          Tidak tersedia alat kebersihan, tidak tersedia alat makan, tidak tersedia alat toileting
Defisit perawatan diri
2
Data mayor
DS:
-          Klien hidup tak bermakna, tidak memiliki kelebihan apapun, merasa jelek.
DO :
-          Kontak mata kurang, tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain.

Data minor
DS :
-          Klien mengatakan malas, putus as, ingin mati.
DO :
-          Klien malas-malasan, produktivitas menurun
Gangguan konsep diri: HDR

3
Data mayor
DS :
-          Klien mengatakan malas berinteraksi, mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya, merasa orang lain tidak selevel.
DO :
-          Menyendiri, mengurung diri, tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.

Data minor
DS :
-          Curiga dengan orang lain, mendengar suara/melihat bayangan, merasa tidak berguna
DO :
-          Mematung, mondar-mandir, tanpa arah, tidak berinisiatif, berhubunganb dengan orang lain.
Resiko tinggi isolasi sosial: menarik diri



Masalah keperawatan yang mungkin muncul:
a.       Defisit perawatan diri
b.      Harga diri rendah
c.       Resti isolasi sosial

Diagnosa : Kurang perawatan Diri
Tujuan
Kriteria
Evaluasi
Pasien mampu:
-       Melakukan kebersihan diri secara mandiri
-       Melakukan berhias/berdandan secara baik
-       Melakukan makan dengan baik
-       Melakukan BAB/BAK secara mandiri
Setelah...x pertemuan, pasien mampu menjelaskan pentingnya:
-     Kebersihan diri
-     Berdandan
-     Makan
-     BAB / BAK
-     Dan mampu melakukan cara merawat diri
SP 1 (Tanggal ……………..)
-          Identifikasi kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB / BAK
-          Jelaskan pentingnya kebersihan diri
-          Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
-          Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi SP 1
-          Jelaskan pentingnya berdandan
-          Latih cara berdandan
-          Untuk laki – laki meliputi cara:
·         Berpakaian
·         Menyisir rambut
·         Bercukur
-          Untuk perempuan meliputi cara:
·         Berpakaian
·         Menyisir rambut
·         Berhias
-          Masukan dalam jadwal kegiatan pasien






SP 3 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi kegiatan SP 1 dan SP 2
-          Jelaskan cara dan alat makan yang benar
-          Jelaskan cara mempersiapkan makan
-          Jelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
-          Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
-          Latih kegiatan makan
-          Masukan dalam jadwal kegiatan pasien





SP 4 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP1,  2, dan 3)
-          Latih cara BAB dan BAK yang baik
-          Menjelsakan tempat BAB/BAK yang sesuai
-          Menjelskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
Keluarga mampu:
-     Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri


Setelah ...x pertemuan, keluarga mampu meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya meningkat

SP 1 (Tanggal ……………..)
-          Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien dengan masalah kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
-          Jelaskan defisit perawatan diri
-          Jelaskan cara merawat kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
-          Bermain peran cara merawat
-          Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien



SP 2 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi SP 1
-          Latih keluarga merawat langsung ke pasien, kebersihan diri dan berdandan
-          RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
SP 3 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi kemampuan SP 2
-          Latih keluarga merawat langsung ke pasien cara makan
-          RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
-           merawat pasien
SP 4 (Tanggal ……………..)
-          Evaluasi kemampuan keluarga
-          Evaluasi kemampuan pasien
-          RTL keluarg
-          Follow up
-          Rujukan











DAFTAR PUSTAKA

Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor

Fitria, Nita. 2009. Aplikasi Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika

Direktorat kesehatan jiwa, Ditjen. 2000., Teori Dan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Yankes RI keperawatan jiwa

Keliat, B.A. 1999. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC

Maramis, F, W. 1998. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa Terjemahan Dari Pocket Guide To Psychyatric Nursing, oleh Achir Yani S. Hamid. 3rd  Ed. Jakarta : EGC

Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Ed : 1. Bandung : RSJP.

Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawtan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC




Tidak ada komentar:

Posting Komentar