LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI RSJ Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA
OLEH:
ARIF
KURNIAWAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
2017
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu
kondisi pada seseorang yang mengfalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau
melengkapi akivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi, berpakaian,
makan dan BAB / BAK.
Kurang perawatan diri: higiene
adalah keadaan individu mengalami kegagalan kemampuan untuk melaksanakan atau
menyelesaikan aktivitas kebersihan diri (Carpenito, 1977).
B.
Faktor Yang
Mempengaruhi Terjadinya Defisit Perawtan Diri
1.
Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif dan keterampilan klien kurang.
2.
Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan
klioen tidak mampu melakukan perawatan diri
3.
Sosial: Kurang dukungan danlatihan kemampuan
dari lingkungannya
C. Tanda Dan Gejala
1.
Mandi
/ hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air bersih, mengatur suhu, atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan
keluar kamare mandi.
2.
Berpakaian dan berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam
melakukan atau mengambil potongan pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan
untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan,
menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tahap memuaskan, dan mengenakan sepatu.
3.
Makan
Klien tidak memiliki kemampuan dalam
menelan makanan, mempersiapkan makanan, menggunakan perkakas, mengunyah
makanan, menghgunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, dan memasukan makanan
ke dalam mulut.
4. Toiletting
Klien memiliki keterbatasan atau
ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar keci, duduk atau bangkit
dari jamban,memanipulasi pakaian untuk toiletting dan membersihkan bdan
setelah toiletting.
D. Rentang Respon
1. Menyendiri: Respon yang
dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang dilakukan sosialnya dan juga
suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya.
2. Otonomi: Kemamouan
individu dalam menentukan dan menyampaikan ide – ide pikiran, perasaan dalam
hubunghan sosial.
3. Kebersamaan: Kondisi
dalam hubungn sosial interpersonal diman individu mampu saling memberi dan
menerima.
4.
Saling ketergantungan: Hubungan
saling tergantung antara individu dengan orang lain dalm rangka membina
hubungan interpersonal.
E. Pohon Masalah
Effect Resiko Tinggi Isolasi Sosial
![]() |
![](file:///C:/Users/SAMSUNG/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
Causa Harga
Diri Rendah Kronis
F. Masalah Keperawatan Dan Data Fokus
Pengkajian
No
|
Data
|
Problem
|
1
|
Data mayor
DS:
-
Menyatakan malas mandi, tidak tahu cara makan yang
baik, tidak tahu cara dandan, dan tidak tahu cara eliminasi yang baik
DO:
-
Badan kotor, dandan tidak rapih, makan berantakan,
BAB/BAK sembarangan.
Data minor
DS:
-
Merasa tidak berguna, merasa tidak perlu merubah
penampilan, merasa tidak ada yang peduli
DO:
-
Tidak tersedia alat kebersihan, tidak tersedia alat
makan, tidak tersedia alat toileting
|
Defisit
perawatan diri
|
2
|
Data mayor
DS:
-
Klien hidup tak bermakna, tidak memiliki kelebihan
apapun, merasa jelek.
DO :
-
Kontak mata kurang, tidak berinisiatif berinteraksi
dengan orang lain.
Data minor
DS :
-
Klien mengatakan malas, putus as, ingin mati.
DO :
-
Klien malas-malasan, produktivitas menurun
|
Gangguan konsep diri: HDR
|
3
|
Data mayor
DS :
-
Klien mengatakan malas berinteraksi, mengatakan
orang lain tidak mau menerima dirinya, merasa orang lain tidak selevel.
DO :
-
Menyendiri, mengurung diri, tidak mau bercakap-cakap
dengan orang lain.
Data minor
DS :
-
Curiga dengan orang lain, mendengar suara/melihat
bayangan, merasa tidak berguna
DO :
-
Mematung, mondar-mandir, tanpa arah, tidak
berinisiatif, berhubunganb dengan orang lain.
|
Resiko tinggi isolasi sosial:
menarik diri
|
Masalah
keperawatan yang mungkin muncul:
a.
Defisit
perawatan diri
b.
Harga diri
rendah
c.
Resti
isolasi sosial
Diagnosa : Kurang perawatan Diri
Tujuan
|
Kriteria
|
Evaluasi
|
Pasien
mampu:
- Melakukan kebersihan diri secara
mandiri
- Melakukan
berhias/berdandan secara baik
- Melakukan
makan dengan baik
- Melakukan
BAB/BAK secara mandiri
|
Setelah...x pertemuan, pasien mampu menjelaskan pentingnya:
-
Kebersihan diri
-
Berdandan
-
Makan
-
BAB / BAK
-
Dan mampu melakukan cara merawat diri
|
SP 1 (Tanggal ……………..)
-
Identifikasi kebersihan diri, berdandan, makan dan
BAB / BAK
-
Jelaskan pentingnya kebersihan diri
-
Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
-
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
|
SP 2 (Tanggal ……………..)
-
Evaluasi SP 1
-
Jelaskan pentingnya berdandan
-
Latih cara berdandan
-
Untuk laki – laki meliputi cara:
·
Berpakaian
·
Menyisir rambut
·
Bercukur
-
Untuk perempuan meliputi cara:
·
Berpakaian
·
Menyisir rambut
·
Berhias
-
Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
|
||
|
|
SP 3 (Tanggal ……………..)
-
Evaluasi kegiatan SP 1 dan SP 2
-
Jelaskan cara dan alat makan yang benar
-
Jelaskan cara mempersiapkan makan
|
-
Jelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah
makan
-
Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
-
Latih kegiatan makan
-
Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
|
||
|
|
SP 4 (Tanggal ……………..)
-
Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP1, 2,
dan 3)
-
Latih cara BAB dan BAK yang baik
-
Menjelsakan tempat BAB/BAK yang sesuai
-
Menjelskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
|
Keluarga mampu:
-
Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kurang perawatan diri
|
Setelah ...x pertemuan, keluarga mampu meneruskan
melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya
meningkat
|
SP 1 (Tanggal ……………..)
-
Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
dengan masalah kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
-
Jelaskan defisit perawatan diri
-
Jelaskan cara merawat kebersihan diri, berdandan,
makan, BAB/BAK
-
Bermain peran cara merawat
-
Rencana tindak lanjut keluarga/jadwal keluarga untuk
merawat pasien
|
SP 2 (Tanggal ……………..)
-
Evaluasi SP 1
-
Latih keluarga merawat langsung ke pasien,
kebersihan diri dan berdandan
-
RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
|
||
SP 3 (Tanggal ……………..)
-
Evaluasi kemampuan SP 2
-
Latih keluarga merawat langsung ke pasien cara makan
-
RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
-
merawat
pasien
|
||
SP 4 (Tanggal ……………..)
-
Evaluasi kemampuan keluarga
-
Evaluasi kemampuan pasien
-
RTL keluarg
-
Follow up
-
Rujukan
|
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang. 2007. Workshop
Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Fitria, Nita. 2009. Aplikasi Dasar dan
Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Direktorat kesehatan jiwa, Ditjen. 2000., Teori
Dan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Yankes RI keperawatan jiwa
Keliat, B.A. 1999. Proses Kesehatan Jiwa.
Edisi 1. Jakarta : EGC
Maramis, F, W. 1998. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa.
Surabaya : Airlangga University Press
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 1995. Buku Saku
Keperawatan Jiwa Terjemahan Dari Pocket Guide To Psychyatric Nursing, oleh
Achir Yani S. Hamid. 3rd Ed. Jakarta : EGC
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan
Keperawatan Jiwa. Ed : 1. Bandung : RSJP.
Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa
Keperawtan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar