LAPORAN PENDAHULUAN CHOLELITHIASIS (BATU EMPEDU)
DISUSUN OLEH :
NAMA : ARIF KURNIAWAN
S.Kep
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA PUTERA
KOTA BANJAR
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
Pengertian :
a.
Batu saluran empedu : adanya batu yang terdapat pada sal. empedu (Duktus Koledocus ).
b.
Batu Empedu(kolelitiasis) : adanya batu yang terdapat pada
kandung empedu.
c.
Radang empedu (Kolesistitis) : adanya radang pada kandung
empedu.
d.
Radang saluran empedu (Kolangitis) : adanya radang pada
saluran empedu.
II. Penyebab:
Batu di dalam
kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu dan
kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.
Macam-macam
batu yang terbentuk antara lain:
1.
Batu empedu kolesterol, terjadi karena : kenaikan sekresi
kolesterol dan penurunan produksi empedu.
Faktor lain yang berperan dalam
pembentukan batu:
·
Infeksi kandung empedu
·
Usia yang bertambah
·
Obesitas
·
Wanita
·
Kurang makan sayur
·
Obat-obat untuk menurunkan kadar serum kolesterol
2. Batu pigmen empedu , ada dua macam;
·
Batu pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan
disertai hemolisis kronik/sirosis hati tanpa infeksi
·
Batu pigmen coklat
: bentuk lebih besar ,
berlapis-lapis, ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan
infeksi
3. Batu
saluran empedu
Sering
dihubungkan dengan divertikula duodenum didaerah vateri. Ada dugaan bahwa
kelainan anatomi atau pengisian divertikula oleh makanan akan menyebabkan
obstruksi intermiten duktus koledokus dan bendungan ini memudahkan timbulnya
infeksi dan pembentukan batu.
III. Pathway
IV. Pathofisiologi :
Batu empedu
hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan jarang pada saluran empedu
lainnya.
Faktor
predisposisi yang penting adalah :
·
Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan
empedu
·
Statis empedu
·
Infeksi kandung empedu
Perubahan
susunan empedu mungkin merupakan faktor yang paling penting pada pembentukan batu empedu. Kolesterol yang
berlebihan akan mengendap dalam kandung empedu .
Stasis empedu
dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia dan
pengendapan unsur tersebut. Gangguan kontraksi kandung empedu dapat menyebabkan
stasis. Faktor hormonal khususnya selama kehamilan dapat dikaitkan dengan
perlambatan pengosongan kandung empedu dan merupakan insiden yang tinggi pada
kelompok ini.
Infeksi
bakteri dalam saluran empedu dapat
memegang peranan sebagian pada
pembentukan batu dengan meningkatkan deskuamasi seluler dan pembentukan mukus.
Mukus meningkatkan viskositas dan unsur seluler sebagai pusat presipitasi.
Infeksi lebih sering sebagai akibat pembentukan batu empedu dibanding infeksi
yang menyebabkan pembentukan batu.
V. Perjalanan Batu
Batu
empedu asimtomatik dapat ditemukan secara kebetulan pada pembentukan foto polos
abdomen dengan maksud lain. Batu baru akan memberikan keluhan bila bermigrasi
ke leher kandung empedu (duktus sistikus) atau ke duktus koledokus. Migrasi
keduktus sistikus akan menyebabkan obstruksi yang dapat menimbulkan iritasi zat
kimia dan infeksi. Tergantung beratnya efek yang timbul, akan memberikan gambaran
klinis kolesistitis akut atau kronik.
Batu yang
bermigrasi ke duktus koledokus dapat lewat ke doudenum atau tetap tinggal
diduktus yang dapat menimbulkan ikterus obstruktif.
VI. Gejala Klinis
Penderita batu
saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala kronis dan akut.
GEJALA AKUT
|
GEJALA KRONIS
|
TANDA :
1. Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme
2. Usaha inspirasi dalam waktu diraba pada
kwadran kanan atas
3. Kandung empedu membesar dan nyeri
4. Ikterus ringan
|
TANDA:
1. Biasanya tak tampak gambaran pada abdomen
2. Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan
atas
|
GEJALA:
1. Rasa nyeri (kolik empedu) yang
Menetap
2. Mual dan muntah
3. Febris (38,5°°C)
|
GEJALA:
1. Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat :
abdomen bagian atas (mid epigastrium), Sifat : terpusat di epigastrium
menyebar ke arah skapula kanan
2. Nausea dan muntah
3. Intoleransi dengan makanan berlemak
4. Flatulensi
5. Eruktasi (bersendawa)
|
VII.
Pemeriksaan penunjang
Tes
laboratorium :
1.
Leukosit : 12.000 - 15.000 /iu (N : 5000 - 10.000 iu).
2.
Bilirubin : meningkat ringan, (N : < 0,4 mg/dl).
3.
Amilase serum meningkat.( N: 17 - 115 unit/100ml).
4.
Protrombin menurun, bila aliran dari empedu intestin menurun
karena obstruksi sehingga menyebabkan
penurunan absorbsi vitamin K.(cara
Kapilar : 2 - 6 mnt).
5.
USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena
adanya batu empedu dan distensi saluran empedu
( frekuensi sesuai dengan prosedur diagnostik)
6.
Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP),
bertujuan untuk melihat kandung empedu, tiga cabang saluran empedu melalui
ductus duodenum.
7.
PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian
cairan kontras untuk menentukan adanya batu dan cairan pankreas.
8.
Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan
adanya batu di sistim billiar.
9.
CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada
saluran empedu, obstruksi/obstruksi joundice.
10. Foto Abdomen :Gambaran
radiopaque (perkapuran ) galstones, pengapuran pada saluran atau pembesaran
pada gallblader.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI
1990, Jakarta, P: 586-588.
2.
Sylvia Anderson Price, Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa AdiDharma, Edisi II.P: 329-330.
3.
Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, Fa. Davis Company,
Philadelpia, 1993.P: 523-536.
4.
D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne, Medical Surgical Nursing, A
Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelpia, 1991.
5.
Sutrisna Himawan, 1994, Pathologi (kumpulan kuliah), FKUI,
Jakarta 250 - 251.
6.
Mackenna & R. Kallander, 1990, Illustrated Physiologi,
fifth edition, Churchill Livingstone, Melborne : 74 - 76.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar