Sabtu, 17 Desember 2016

LAPORAN PENDAHULUAN LP TUMBUH KEMBANG PADA ANAK


LAPORAN PENDAHULUAN
 (TUMBUH KEMBANG)


 









Oleh :

ARIF KURNIAWAN
4012170041





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XII
TAHUN 2016

LAPORAN PENDAHULUAN ANAK SEHAT
(TUMBUH KEMBANG)

A.    PENGERTIAN
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangakan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maurasi dan pembelajaran (Whalex dan Wone, 2000)
Tumbuh kembang adalah suatu proses, dimana seseorang anak tidak hanya tumbuh menjadi besar tetapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua eristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
1.      Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalalm julmla besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan elektrolit.
2.      Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tibuh yang lebih kompleks, dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah lau sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis, psikosoisal dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda- beda yang member cirri tersendiri pada setiap anak.

B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG
1.      Factor keturunan (herediter)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak melalui instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain disebabkan leh kelainan kromosom (contoh : syndrome Down, Syndrom Turner) juga disebabkan oleh factor lingkungan yang kurang memadai.
a.       Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak lai-laki berbeda dengan perempuan
b.      Ras : ras/suku nbangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku bangsa memiliki karakteristik.

2.      Factor lingkungan
a.       Lingkungan internal
1.      Intelegensi
Pada umumnya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan jika intelegensi rendah.
2.      Hormon
Ada 3 hormon yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone tiroid menstimulasi pertumbuhan sel inerstitiil testis, memproduksi testosterone dan ovarium, memproduksi estrogen yang mempengaruhi perkembangan alat reproduksi
3.      Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang tua, saudara, teman sebaya serta guru berpengaruh terhadap perkembangan emosi, social, intelektual anak, cara anak berinteraksi dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.

b.      Lingkungan eksternal
1.      Kebudayaan
Budaya keluarga/masyarakat mempengaruhi bagaimana anak mempersepsikan dan memahami kesehatan berperilaku hidup sehat.
2.      Status social ekonomi
Anak yang berbeda dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang social ekonomi yang rendah serta banyak punya keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan primernya.
3.      Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang didapat dari makanan bergizi.
4.      Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak.
5.      Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak.
6.      Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga.

C.     PERIODE PERKEMBANGAN
Menurut Donna, L Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :
1.      Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembetukan organ dan system orga anak, selain itu hubungan antara kondisi itu member dampak pada pertumbuhannya.
2.      Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonates (0-28 hari) dan bayi (28-12 hari). Pada periode ini, pertumbuhan dan perkembangan yang cepata terutama pada aspek kognitif, motorik dan social.
3.      Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas usia anak 1-3 tahun yang disebut toddler dan prasekolah (3-6 tahun). Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia prasekolah. Perkembangan fisik lebih lambat dan menetap.
4.      Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih meningkat dari pada perempuan dan perkembangan motorik lebih sempurna.
5.      Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18 tahun. Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas seksual dengan perkembangannya organ reproduksi.


D.    PERKEMBANGAN ANAK BALITA
Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, keadaan social emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini. Sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual apapun, apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas perkembangan.
Krasenburg,dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :
1.      Personal social (kepribadian/tingkah laku social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
2.      Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat, missal : keterampilan menggambar.
3.      Language (bahasa)
Kemampuan untuk member respon terhadap suara, mengikuti perintah berbicara spontan.
4.      Gross Motor (Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa “milestone” pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan secara awal. Milestone adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu, misalnya :
a.       4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
b.      10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara
c.       20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d.      26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
e.       9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan dengan jari telunjuk dan ibu jari
f.        13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal
ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Ds: keluarga mengatkan tidak tahu proses tumbuh kembang yang terjadi pada anak
Do:
-          Tampak kurang motivasi belajar
-          Tidak peduli pendidikan yang seharusnya
-          Tampak terhambat masa tumbuh kembang anak
Kurang informasi ttg proses tumbuh kembang
Penelantaran anak
Proses tumbuh kembang terhambat
Akibat ketidak tahuan orangtua tentang tumbuh kembang
Kurang pengetahuan orangtua tentang proses tumbuh kembang
Ds: klien mengatakan susah berbicara dengan bahasa indonesia yang baik dan benar
Do: - bahasa sangat terbatas
-          Kosakata yang minim
-          tampak malu malu untuk berbicara
Kurang bimbingan belajar bahasa
Perbedahan kata terbatas
Kemampuan memahami proses belajar komunikasi kurang
Gangguan komunikasi dan rasa aman
Gangguan rasa aman dan komunikasi


E.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbuh kembang dan lingkungan
2.      Kurang pengetahuan orang tua b/d kurangnya informasi tentang tahap perkembangan anak.
3.      Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak
4.      Potensial peningkatan keteraturan perilaku bayi


F.      PERENCANAAN
1.      Dx 1
Intervensi
a.       Awasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi
b.      Lindungi kaki anak dengansandal/sepatu
c.       Beri makan yang aman untuk usia anak
d.      Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan

2.      Dx 2
Intervensi
a.       Jelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi.
b.      Bantu ibu/orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan tumbang yang dilewati anak dengan masa pertumbuhan dan perkembangan.
c.       Anjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak

3.      Dx 3
a.       Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini sesuai umur.
b.      Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang diberikan
c.       Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

4.      Dx 4
a.       Jelaskan keputuhan perkembangan bayi seperti stimulasi (visual, pendengaran, vestibular, taktil, olfaktorius, gustatorius), periode keterjagaan, kebutuhan tidur.
b.      Jelaskan pengaruh stress lingkungan yang berlebihan pada bayi
-          Beri daftar tanda tentang stress dari bayi mereka
-          Ajarkan untuk menghentikan sitmulasi jika bayi memperlihatkan tanda stress
-          Saat memberi intervensi perkembangan: lakukan hanya bila bayi sedang terjaga, jika memungkinkan perlihatkan pada orang tua contoh ketika bayi mereka terjaga dan tidak terjaga, mulai dengan satu stimuli setiap kali (sentuhan, suara), lakukan intervensi dalam waktu singkat, tingkatkan intervensi berdasarkan isyarat bayi, lakukan intervensi yang sering,
c.       Lakukan penyuluhan kesehatan dan rujukan bila diperlukan
-          Jelaskan bahwa intervensi perkembangan akan berubah dengan sejalan dengan berkembangnya anak. Rujuk ke keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan untuk kebutuhan perkembangan yang spesifik sesuai golongan usia.
-          Beri orang tua data sumber untuk mendapatkan bantuan di rumah.

G.    EVALUASI
1.      Dx 1
Bayi bebas dari cedera dan fraktur potensial berbahaya diidentifikasi dan lingkungan rumah, keluarga akan menekankan dan mendemonstrasikan kegiatan yang aman dirumah.

2.      Dx 2
Orang tua mampu memahami dan dapat memantau harapan perkembangan anak.

3.      Dx 3
Ibu tidak cemas dan mampu menggambarkan proses tumbang pada anaknya dan informasi yang diberikan.
4.      Dx 4
Bayi akan terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sesuai dengan golongan usia.







DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,Lynda Juall.2000.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.Jakarta:EGC
Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC
Wong,Donna L.2003.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatri.Jakarta:EGC




Laporan Pendahuluan LP HDN (Hemoragic Disease of The Newborn)

I.            PENDAHULUAN
Hemorrhagic Disease of The Newborn (HDN) merupakan penyakit perdarahan yang terjadi pada hari-hari pertama kehidupan akibat kekurangan vitamin K yang ditandai dengan menurunnya faktor II, VII, IX, X
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Townsend pada tahun 1984 yang diartikan sebagai perdarahan dari berbagai tempat bayi sehat tanpa trauma, asfiksia, ataupun infeksi pada hari pertama sampai hari kelima kehidupan. Kaitan antara defisiensi vitamin K dengan adanya perdarahan spontan diperhatikan oleh Dam pada tahun 1929, sedangkan hubungan antara defisiensi vitamin K dengan HDN dikemukakan pertama kali oleh Brinkhous ddk. Pada tahun 1937

II.            DEFINISI
Hemorrhagic disease of the newborn atau dikenali sebagai Vitamin K Deficiency Bleeding merupakan perdarahan akibat kekurangan vitamin K yang menukarkan faktor koagulasi II, VII, IX, X yang tidak aktif  kepada faktor koagulasi II, VII, IX, X yang aktif dan protein vitamik K- dependent (Gia-protein)
The American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 1961 memberi batasan HDN sebagai suatu penyakit yang terjadi pada hari-hari pertama kehidupan disebabkan kekurangan vitamin K dan ditandai oleh kekurangan protrombin, prokonvertin dan mungkin juga faktor-faktor lain. Batasan awal ini berubah menjadi Vitamin K dependent bleeding (VKDB) / perdarahan akibat defisiensi vitamik K (PDVK), karena pada batasan awal masih tercakup bayi-bayi yang mengalami perdarahan akibat faktor lain. Karena istilah HDN masih dipergunakan dalam berbagai kepustakaan dan juga lebih dikenal, maka dalam tulisan ini dipakai istilah tersebut
Vitamin K termasuk golongan vitamin yang larut dalam lemak, merupakan salah satu unsur yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam proses pembekuan darah seperti faktor-faktor pembekuan II, VII, IX, X, antikoagulan protein C dan S, dan beberapa protein lain. Bila faktor pembekuan darah yang tergantung pada vitamin K ini berkurang maka bayi mudah mengalami perdarahan.

III.            EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, hemorrhagic disease of the newborn sangat jarang terjadi sudah menjadi rutin pemberian vitamin K secara intramuskular setelah kelahiran sebagai profilaksis. Frekuensi penyakit perdarahan akibat defisiensi vitamin K di Amerika Serikat sebanyak 0.251% .
Di Asia, termasuk Indonesia, penyakit perdarahan akibat defisiensi vitamin K telah menurun dari 4.4-7.2 kasus per 100.00 kelahiran menjadi 1.4-6.4 kasus per 100.000 kelahiran.
Diperkirakan kejadian perdarahan pada neonatus yang berkaitan dengan fungsi vitamin K adalah 1 di antara 200-400 kelahiran.
Di Thailand angka kesakitan bayi karena perdarahan akibat defisiensi vitamin K berkisar 1:1.200 sampai 1:1.400 kelahiran hidup. Angka tersebut dapat menurun menjadi 1:10.000 kelahiran hidup dengan pemberian profilaxis vitamin K pada bayi baru lahir. Data HDN secara nasional di Indonesia belum tersedia.
Menurut Lanzkowy (1995), Stoll (2000) dan penelitian lain, bayi-bayi yang mendapat air susu ibu (ASI) lebih cenderung untuk mengalami HDN dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula. Hal ini disebabkan karena kadar vitamin K di susu ASI lebih rendah dari susu formula.

IV.            HEMOSTASIS PADA NEONATUS(1)
Mekanisme hemostasis pada neonatus tidak sama dengan pada dewasa atau pada anak yang lebih besar. Perbedaan tersebut diantaranya Adalah:
·         Beberapa protein dibutuhkan untuk pembentukan fibrin dan fibrinolisis jumlahnya sedikit dibandingkan dengan anak yang lebih besar
·         Pada fase plasma dari pembekuan dan fibrinolisis neonatus kadar beberapa faktor pembekuan termasuk yang bergantung pada vitamin K (II,VII,IX,X), faktor XII,XI san fibrinogen ; juga high molecular weight kininogen (HMWK), protein C, protein S dan anti trombin III (AT III) rendah. Secara umum, tingkat aktivitas koagulan dan inhibitor ini proposional terhadap kadar protein
·         Plasma neonatus resisten terhadap aktivator plasminogen eksogen (streptokinase)
·         Dalam 24 jam pertama neonatus mengalami reduksi mekanisme hemostasis neonatus dan anak yang lebih besar, namun perbedaan ini belum begitu dipahami.

V.            BENTUK-BENTUK VITAMIN K
  • Vitamin K1 (phylloquinone atau phytomenadione atau disebut juga phytonadione). Banyak terdapat pada sayuran hijau.
  • Vitamin K2 (menaquinone). Secara normal dibentuk oleh bakteri dalam saluran pencernaan seperti Bacteroides fragilis dan beberapa strain Escherichia.
  • Vitamin K3 (menadione). Vitamin K buatan yang sekarang sudah jarang diberikan pada bayi baru lahir.

VI.            MANFAAT VITAMIN K
Vitamin K termasuk golongan vitamin yang larut dalam lemak, merupakan salah satu unsur yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam proses pembekuan darah seperti faktor-faktor pembekuan II, VII, IX, X, antikoagulan protein C dan S, dan beberapa protein lain. Bila faktor pembekuan darah yang tergantung pada vitamin K ini berkurang maka bayi mudah mengalami perdarahan.
Vitamin K diperlukan untuk sintesis prokoagulan faktor II, VII, IX dan X (kompleks protrombin) serta protein C dan S yang berperan sebagai antikoagulan (menghambat proses pembekuan). Selain itu Vitamin K diperlukan untuk konversi faktor pembekuan tidak aktif menjadi aktif.
                    Telah dibuktikan bahwa vitamin K tidak diperlukan langsung untuk pembentukan faktor pembekuan II (protombin), VII, IX, dan X, tetapi berperan secara langsung dalam proses konversi prekursor protein pembekuan menjadi protein pembekuan aktif. Peran vitamin K dalam proses biokimiawi tersebut dalam reaksi karboksilase atom C pada gama-metilen senyawa asam glutamat tertentu yang terdapat pada bahan prekursor protein pembekuan. Teori karboksilase ini tidak hanya berlaku bagi faktor II, tetapi juga untuk faktor pembekuan lain yang tergantung vitamin K, seperti faktor VII, IX dan X.

VII.          PATOFISIOLOGI
Semua neonatus dalam 48-72 jam secara fisiologis mengalami penurunan kadar faktor koagulasi bergantung vitamin K (faktor II,VII,IX,X) sekitar 50% kadar faktor berangsur akan kembali normal dalam usia 7-10  hari. Keadaan transien ini mungkin diakibatkan kurangnya vitamin K ibu dan tidak adanya floral usus yang bertanggung jawab terhadap sintesis vitamin K sehingga cadangan vitamin K pada bayi baru lahir rendah.
Brinkhous ddk membuktikan bahawa HDN ditandai oleh hipoprotombinemia. Pemberian vitamin K dapat mengoreksi menurunnya aktivitas protrombin pada neonatus yang mengalami keadaan ini, hal menunjukkan peran vitamin K dalam sintesis protombin (faktor II)
Molekul-molekul faktor II,VII,IX dan X disintesis dalam sel hati dan disimpan dalam bentuk prekusor tidak aktif. Molekul yang dikenal sebagai descaboxy proteins ini di sebut PIVKA (protein induced by vitamin K absence). Vitamin K dibutuhkan untuk konversi prekusor tidak aktif menjadi faktor pembekuan yang aktif. Proses pembekuan ini terjadi pada tahap postribosomal, dimana radikal karboksil dengan vitamin K sebagai katalis akan menempel pada residu asam glutamate dari prekusor molekul untuk membentuk carboxylglutamic acids yang mampu mengikat Ca2+. Faktor pembekuan (faktor II,VII,IX,X) yang  memiliki kemampuan mengikat Ca2+ memegang peranan dalam mekanisme hemostasis fase plasma.

VIII.       KLASIFIKASI
Ada 3 Kelompok
a.         HDN dini
b.        HDN klasik
c.         HDN lambat
Tabel  II: Perdarahan akibat defisiensi vitamin K

HDN dini

HDN klasik
HDN lambat

Umur

< 24 jam setelah kelahiran
1-7hari setelah kelahiran
 Minggu ke 2 – 6 bulan setelah kelahiran
Penyebab &
Faktor resiko
Obat yang diminum selama kehamilan (antikonvulsan, antikoagulan, antibiotik)
- Intake Vitamin K kurang
-  Kadar vitamin K rendah pada ASI
- Tidak dapat profilaksis vitamin K
- Intake Vitamin K inadekuat (malabsorpsi)
- hepatitis
- hepar bayi yang belum matang
- diare
Lokasi perdarahan
Sefalhematom, umbilikus, intrakranial, intraabdominal, GIT, intratorakal
GIT, umbilikus, hidung, tempat suntikan, bekas sirkumsisi, intrakranial
Intrakranial (30-60%), kulit, hidung, GIT, tempat suntikan, umbilikus, saluran kemih , intratorakal
Insidens
Sangat jarang
1,5%-1/10.000
4-10/10.000
Pencegahan
-penghentian / penggantian obat penyebab

-Vitamin K
 profilaksis (oral)
- asupan vit K yang adekuat
Vit K profilaksis (im)
- asupan vit K yang adekuat (susu formula

Bayi baru lahir memiliki cadangan vitamin K yang sangat terbatas dan bergantung pada susu ibu. Rendahnya vitamin K dalam darah dan hati serta kurangnya zat tersebut pada ASI bisa menyebabkan bayi kekurangan vitamin K.
Vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah, bayi yang kekurangan vitamin K ini mudah mengalami gangguan perdarahan yang disebut APCD (Acquired Protombin Complex Deficiency) dan berisiko mengalami perdarahan otak. Di negara-negara Asia Tenggara, APCD banyak terjadi terutama pada bayi laki-laki daripada bayi perempuan.  Penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan otak yang membuat ia tak tumbuh normal dan tergantung seumur hidup pada orang tuanya.
Risiko perdarahan bertambah terutama pada minggu-minggu pertama kehidupannya, yaitu usia 1-2 minggu hingga enam bulan. Karena pada masa ini, zat penting untuk membekukan darah yaitu protombin berkurang. Padahal untuk membentuk protombin, diperlukan asupan vitamin K. Hasilnya, protombin tak cepat terbentuk, dan perdarahan pun mudah terjadi.

   IX.            MANIFESTASI KLINIS
Perdarahan akibat kekurangan vitamin K pada bayi baru lahir dapat terjadi spontan atau akibat trauma/benturan/ gesekan, terutama trauma ketika bayi lahir. Perdarahan dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh bayi seperti pada : otak, kulit, mata, tali pusat, hidung, telinga, dan saluran pencernaan.
Perdarahan masif pada saluran pencernaan bermanifestasi sebagai muntah darah atau berak darah. Perdarahan di bawah kulit bermanifestasi sebagai bercak berwarna keunguan atau merah kecoklatan yang disebut purpura, dan bercak perdarahan dengan ukuran yang lebih kecil yang disebut ekimosis dan peteki. Perdarahan yang sulit berhenti juga dapat timbul akibat tusukan jarum suntik.
Perdarahan dalam otak dengan manifestasi, muntah, ubun-ubun membonjol, pucat hingga kejang. Perdarahan otak sering bermasalah serius karena dapat menyebabkan kematian atau kecacatan. Tingkat kematian akibat perdarahan otak pada bayi sebesar 10-50% dari seluruh kasus, sedangkan tingkat kecacatannya sebesar 30-50% dari seluruh kasus.
Kejadiannya sering ditemukan pada prematuritas, bayi cukup bulan yang hanya mendapat ASI, bayi yang mendapat nutrisi parenteral, sering diare, sering mendapat antibiotik, dan pada bayi yang dilahirkan dari seorang ibu dalam pengobatan luminal, hidantoin, salisilat, atau kumarin.
Perdarahan yang timbul dapat bervariasi dari yang ringan berupa ekimosis sampai yang bersifat fatal berupa perdarahan intrakranial atau perdarahan internal. Gejala tersebut akan bermanifestasi dalam bentuk perdarahan umbilikus, ekimosis, epstaksis, perdarahan gastrointestinal, adrenal, dan intrakranial dengan berbagai akibatnya. Tidak jarang gejala yang tampak yang mendapat ASI tanpa pemberian vitamin K, bayi dengan diare berulang, hepatitis, atau atresia biliaris.

X.            DIAGNOSIS
Sebagaimana diagnosis pada umumnya, pendekatan diagnosis HDN juga melalui tahapan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Anemnesis difokuskan terhadap awitan perdarahan, lokasi perdarahan, pemberian ASI atau susu formula, riwayat minum obat-obatan antikoagulan atau antikonvulsan dan anamnesis untuk menyingkirkan kemungkinan lain dengan pemeriksaan atas keadaan umum dan lokasi fisik perdarahan pada tempat-tempat tertentu seperti saluran cerna berupa hematemesis atau melena , dari hidung, kulit kepala, tali pusat atau bekas sirkumsisi.
Penting untuk ketahui adalah jika ditemukan neonatus dengan keadaan umum baik tetapi ada perdarahan segar dari mulut atauu feses berdarah maka harus dibedakan apakah itu darah ibu yang tertelan saat persalinan atau memang perdarahan saluran cerna. Cara membedakannya dilakukakan dengan melakukan ujian apusan darah tepi, warna merah muda menunjukkan darah bayi sedangkan warna kuning kecoklatan menunjukkan darah ibu.
Diagnosis laboratorium dari HDN menunjukkan adanya waktu pembekuan yang memanjang, penurunan aktivitas faktor II,VII.IX dan  X tanpa trombositopenia atau kelainan faktor pembekuan lain. Protombine time (PT) dan partial tromboplastine time (PTT) memanjang bervariasi, Trombine time (TT) normal. Masa perdarahan dan jumlah leukosit normal. Kebanyakan kasus disertai anemia normokrom normositik.

   XI.            DIAGNOSIS BANDING
HDN merupakan salah satu dari penyakit gangguan hemostasis yang didapat, sehingga harus dibedakan dengan penyakit gangguan hemostasis lainnya dan juga dengan yang bersifat kongenital. Gangguan fungsi hati dapat menyebabkan timbulnya perdarahan akibat Kongenital. Gangguan fungsi hati dapat menyebabkan timbulnya perdarahan akibat ketidakmampuan hati dalam mensintesis faktor-faktor pembekuan, sedangkan Disseminated Intrvaskular Coagulation (DIC) merupakan gangguan perdarahan yang didapat akibat koagulopati.

Komponen
HDN
Penyakit Hati
DIC
Morfologi eritrosit
Normal
Sel target
Sel target, sel burr. Fragmentasi
PTT
Memanjang
Memanjang
Memanjang
PT
Memanjang
Memanjang
Memanjang
Fibrin Spilt product (FSP)
Normal
Normal / naik sedikit
Naik
Trombosit
Normal
Normal
Menurun
Faktor yang menurun
II,VII,IX,X
I,II,V,VII,IX,X
I,II,V,VII,XIII
Tabel II : Labroratorium HDN, Prnyakit Hati dan DIC (dikutip dari Buku Ajar Hemoatologi-Onkologi Anak IDAI 2010)
 XII.            PENATALAKSANAAN
Bayi-bayi yang dicurigai mengalami HDN berdasarkan konfirmasi laboratorium, harus segera mendapatkan pengobatan vitamin K1 1-2 mg intramuskular. Bila terjadi perdarahan berulang dan terus menerus disertai PT dan APTT memanjang, maka vitamin K1 diberikan lagi dan dapat duilangi sebanyak tiga kali dengan interval 6 jam. Bila setelah tiga kali pemberian vitamin K perdarahan masih berulang dan terus menerus dan PT / APTT tetap memanjang maka diberikan plasma atau plasma beku segar (FFP) dan bila terjadi anemia dengan tanda-tanda anoksia akut diberikan transfusi sel darah merah. Bila terjadi perdarahan hebat disertai renjatan dapat diberikan FFP, bila belum tersedia dapat diberikan cairan kristaloid atau koloid untuk mengatasi renjatan yang terjadi
            Selain pemberian vitamin K, diberi juga protombin complex concentrate (cofac) yang berisi faktor II, VII, IX dan X( faktor vitamin K dependent) yang aktif pada perdarahan akibat penggunaan vitamin K antagonis yang menyebakan defisiensi vitamin K dan defisiensi vitamin K akibat penyakit hati. Cofac sangat efektif untuk mencegah perdarahan spontan pada HDN terutama pada onset lambat.

XIII.            PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vitamin K Profilaksis Vitamin K1 pada bayi baru lahir 1 mg intramuskular (dosis tunggal) atau per oral 3 kali atau 2 mg pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7 hari dan umur 1-2 tahun.
Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan mendapat profilaksis vitamin K1 5 mg/hari selama trimester ketiga atau 10 mg im pada 24 jam sebelum melahirkan. Selanjutnya bayinya diberi vitamin K1 1 mg im dan diulang 24 jam kemudian
            AAP tahun 2003 merekomendasikan pemberian vitamin K pada semua bayi baru lahir 0,5-1,0 mg sebagai dosis intramuskular tunggal
            Selain itu dianjurkan pula pemberian vitamin k dengan dosis 0,5 mg setiap minggu secara teratur kepada bayi baru lahir yang mendapat makanan parenteral, menderita diare berulang dan menahun, atresia biliaris, hepatitis neonatal, abetalipoproteinemia, atau menderita fibrokistik pancreas.

XIV.            KESIMPULAN
1.      Hemorrhagic disease of the newborn atau dikenali sebagai Vitamin K Deficiency Bleeding merupakan perdarahan akibat kekurangan vitamin K yang menukarkan faktor koagulasi II, VII, IX, X yang tidak aktif  kepada faktor koagulasi II, VII, IX, X yang aktif dan protein vitamik K- dependent (Gia-protein)
2.      Vitamin K termasuk golongan vitamin yang larut dalam lemak, merupakan salah satu unsur yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam proses pembekuan darah seperti faktor-faktor pembekuan II, VII, IX, X, antikoagulan protein C dan S, dan beberapa protein lain. Bila faktor pembekuan darah yang tergantung pada vitamin K ini berkurang maka bayi mudah mengalami perdarahan.
3.      HDN dibagi menjadi tiga kelompok yaitu HDN dini, HDN klasik dan HDN lambat.
4.      Perdarahan akibat kekurangan vitamin K pada bayi baru lahir dapat terjadi spontan atau akibat trauma/benturan/ gesekan, terutama trauma ketika bayi lahir. Perdarahan dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh bayi.
5.      Sebagaimana diagnosis pada umumnya, pendekatan diagnosis HDN juga melalui tahapan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
6.      Bayi-bayi yang dicurigai mengalami HDN berdasarkan konfirmasi laboratorium, harus segera mendapatkan pengobatan vitamin K. Transfusi sel darah merah bila terjadi kekurangan darah. Selain pemberian vitamin K, diberi juga protombin complex concentrate (cofac) yang berisi faktor II, VII, IX dan X( faktor vitamin K dependent) yang aktif pada perdarahan akibat penggunaan vitamin K antagonis yang menyebakan defisiensi vitamin K dan defisiensi vitamin K akibat penyakit hati. Cofac sangat efektif untuk mencegah perdarahan spontan pada HDN terutama pada onset lambat.
7.      Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vitamin K setelah kelahiran. Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan harus mendapat profilaksis vitamin K